Pemimpin Muda Indonesia: Bukti Kontribusi dan Perjuangan Anak-Anak Indonesia

Pemimpin Muda Indonesia: Bukti Kontribusi dan Perjuangan Anak-Anak Indonesia

Penghargaan Pemimpin Muda Indonesia ini saya persembahkan untuk teman-teman Indonesia khususnya teman-teman di Forum Anak Daerah Sumatera Barat yang telah bersama-sama berkontribusi menyuarakan hak-hak anak… Tanpa kerja sama teman-teman semua, penghargaan ini tidak akan ada artinya…

Menjadi Pemimpin Muda Indonesia adalah suatu kebanggaan luar biasa sebagai pengakuan dan penghargaan atas upaya yang telah kita lakukan bersama teman-teman dalam berkontribusi memperjuangkan hak anak-anak Indonesia.

Sebelum saya menerima penghargaan ini, saya dan teman-teman membentuk Komisi Perlindungan Anak di daerah Ampek Angkek. Tahukah teman-teman, betapa sulitnya pada masa itu (tahun 2005) kita anak-anak melakukan advocasi kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi kita untuk berorganisasi dan berkontribusi untuk memperjuangkan hak-hak anak, betapa tabunya kita membicarakan hak-hak Anak beserta UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Konverensi Hak Anak. Namun dengan melihat kehadiran teman-teman di Forum Anak Nasional 2010 ini saya yakin teman-teman sendiri tidak mengalami kesulitan seperti tahun 2005 yang lalu.

Setelah menerima penghargaan Pemimpin Muda Indonesia pada tahun 2006 bersama rekan saya Icha dari Jawa Barat dan Chrisna dari D.I. Yogjakarta saya menyadari bahwa hal terpenting yang harus kita lakukan adalah tetap berkontribusi untuk memperjuangkan hak anak Indonesia. Penghargaan ini memang menjadi penghargaan tertinggi untuk aktifis anak di  Indonesia, namun demikian kita tidak boleh berhenti berkontribusi setelah kita mendapatkan penghargaan tersebut.

Di Sumatera Barat sendiri, saya dan rekan-rekan Pemimpin Muda Indonesia seperti Ady Juanda (2005), M. Iman Usman (2008), dan Mulyadi (2010) tetap memberikan kontribusi masing-masing dalam mengedepankan hak-hak anak. Forum Anak Daerah Sumatera Barat diresmikan pada tanggal 23 Agustus 2007 oleh Bapak Gubernur Sumatera Barat. Hal yang menjadi pokok dari perjalanan ini adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan keberadaan FORDA Sumbar untuk benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh teman-teman Sumatera Barat sebagai wadah penyalur aspirasi hak anak. Sampai saat ini FORDA sendiri telah merangkak hingga ke tingkat Kabupaten/Kota. Flash back yang saya lihat, saya senang dan ingin tersenyum, saya merasa senang dan bangga akan kesempatan yang diberikan oleh Biro Pemberdayaan Perempuan dan Lembaga Perlindungan Anak Sumatera Barat yang telah memfasilitasi dan mensuport kegiatan-kegiatan anak di Ranah Minang.

Bagi saya, Pemimpin Muda Indonesia bukan masalah ‘penghargaan’ yang akan/telah diterima tetapi ini adalah masalah kontribusi yang telah kita berikan dalam memberikan kepentingan yang terbaik bagi anak.

Pemimpin Muda Indonesia adalah kebanggaan. Memang dan itu sudah pasti, karena hanya tiga orang anak setiap tahunnya berkesempatan untuk mendapatkannya. Hingga tahun ini sudah ada 21 anak Indonesia yang menerima penghargaan yang diberikan oleh UNICEF dan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini dimulai sejak tahun 2004. Dan dengan penghargaan ini, kontribusi kita dinilai lebih terlihat dan lebih didengar. Saat ini juga sudah banyak rekan-rekan Pemimpin Muda Indonesia yang tetap berprestasi secara akademis di bangku sekolah dan kuliah, dan mereka tetap menyuarakan hak anak Indonesia hingga ke mata internasional seperti yang telah dilakukan oleh Amel (2004), Esti (2004), Bella (2005), Icha (2006), Iman (2008), Patricia (2008), dan masih banyak lagi lainnya.

Menerima penghargaan ini sendiri merupakan suatu keberuntungan juga, menurut saya. Saya dan teman-teman yang berkesempatan pada tahun 2006 untuk menerima penghargaan ini dan juga karena kami sendiri dilahirkan lebih dahulu dari teman-teman semua. Mungkin jika di saat tahun 2006 itu teman-teman sudah seperti sekarang, teman-teman semua adalah Pemimpin Muda Indonesia.

Saya memang bukan anak lagi. Pada saat ini saya baru saja berusia 19 tahun pada 1 September yang lalu. Tapi saya benar-benar merasa, penghargaan Pemimpin Muda Indonesia membuka mata saya untuk tetap berkontribusi, menyuarakan hak-hak anak Indonesia. Saya tidak mau berhenti bersuara setelah saya menerima penghargaan tersebut maupun karena saya sudah bukan anak lagi. Tapi saya buktikan kepada teman-teman semua salah satunya dengan partisipasi saya di acara Forum Anak Indonesia 2010. Saya juga memilih Psikologi UI sebagai major saya untuk lebih menggali ilmu dan potensi saya di dunia psikologi anak sehingga ke depannya saya bisa memberikan kontribusi yang lebih untuk anak-anak Indonesia.

Jauh ke depan dapat kita lihat semakin banyak teman-teman yang tertarik untuk mengikutinya. Hanya saja saya pribadi dan teman-teman Pemimpin Muda Indonesia merasa sedih karena pada saat sekarang ini, penghargaan Pemimpin Muda Indonesia dinilai sebagai suatu kompetisi dan dipersiapkan jauh-jauh hari untuk memenangkannya di tahun-tahun berikutnya. Tapi ini bukan suatu kompetisi! Ini adalah bukti pengakuan atas upaya yang telah kita lakukan dan ini tidak perlu dipersiapkan untuk memenangkannya. Tidak ada artinya penghargaan Pemimpin Muda Indonesia tanpa proses dan kontribusi yang berkelanjutan.

Pemimpin Muda Indonesia bukan suatu yang patut untuk kita perlombakan, tapi Pemimpin Muda Indonesia adalah batu loncatan untuk kita untuk tetap berkontribusi memperjuangkan hak anak-anak Indonesia agar kita semua dapat tumbuh dan berkembang lebih layak lagi di negeri Ibu Pertiwi ini.

Serpong, 1 Oktober 2010

Andra Septian
Pemimpin Muda Indonesia 2006

p.s. Tulisan saya ini diterbitkan dalam Buku Kenangan Forum Anak Nasional 2010 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diadakan di Serpong, 30 September 2010 sampai dengan 2 Oktober 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top