Semester 2 ini gua mendapatkan matakuliah Filsafat Manusia. Well, awalnya gua berfikir bahwa kelas filsafat itu bakalan membantu gua untuk capat-cepat memenuhi kriteria tua (dibaca: akan botak) yang dikarenakan harus MAKSA mikir hal-hal yang terkadang imajiner. Salah satu persyaratan wajib untuk kelas ini (menurut gua sih ya, nggak ada dicantumin juga di Slide dosen gua), kita harus berfikir bebas, nggak bisa ngaitin hal filsafat dengan Tuhan! Woww.. Secara nggak langsung lo bisa menentang Tuhan loh di kelas ini. Munafik kah?? Atau Murtad kah?? Gua sih radikal banget ya, jujur untuk masalah ini gua sampai nggak pikir apakah itu dosa apa nggak.
Untuk kelas ini, gua mendapat tugas pertama. Gua menulis ini berdasarkan fakta (yaaa nggak 100% juga sih mungkin) dengan keadaan teman gua. Dia juga anak UI, penghuni asrama juga seperti gua. Ceritanya begini:
Fenomena Lady Gaga dalam Kehidupan SS
Salah satu teman saya di asrama UI Depok sangat fanatik dengan Lady Gaga, penyanyi POP Amerika Serikat yang energik, berambut pirang, cantik, dan selalu spektakuler dalam setiap penampilannya, baik itu dari segi fashion maupun dari segi aksi panggungnya. Aransement musik, lirik lagu, dan aksi panggung maupun video clip Lady Gaga juga menjadi legendaris di YouTube.com, hal ini terbukti dengan jumlah viewers yang mencapai jutaan termasuk lagu-lagunya menjadi lagu yang menjadi lagu yang diunduh terbanyak di dunia. Hal ini membuat teman saya berinisial SS menjadi fans berat Lady Gaga. Semua lagu, video clip, dan video konser Lady Gaga ada di laptopnya.
Menurut teosentrisme, SS menganggap Lady Gaga layaknya Tuhan, setiap informasi terbaru tentang Lady Gaga menjadi hal terpenting bagi dia. Jika ketinggalan, akan timbul rasa penyesalan yang besar dalam dirinya karena tidak menjadi orang pertama yang update tentang informasi Lady Gaga. Selain itu adanya rasa untuk mengikuti style Lady Gaga menjadi hal penting bagi pecinta penyanyi ini, seperti menggunakan aksesoris yang diapakai oleh Lady Gaga dalam video clip-nya.
Dari segi biologisme, Lady Gaga menjadi kebutuhan primer SS. Ada asupan gizi yang kurang saat tidak mendengar lagu Lady Gaga setiap harinya. Dalam prinsip biologisme, bagi SS, Lady Gaga adalah naluri hidup yang menjadi dorongan baginya untuk bertahan hidup. SS menyesuaikan diri dengan tuntutan alam seperti selalu mencari informasi terbaru tentang Lady Gaga agar dapat bertahan hidup dan selalu bergairah. Seleksi alam tetap akan berlangsung bagi pecinta Lady Gaga, semakin SS banyak informasi tentang Lady Gaga, semakin dia menjauhi garis kepunahan dari komunitas pecinta Lady Gaga karena SS menjadi spesies yang paling cocok untuk lingkungannya. Pikiran SS terhadap Lady Gaga menjadi aspek untuk perwujudan dorongan hidup.
Menurut sudut pandang antroposentrisme, SS menempatkan dirinya sebagai pusat bagi dirinya dan dunianya, yaitu sebagai pecinta Lady Gaga. Semua lagu, video, dan informasi terbaru tentang penyanyi tersebut menjadikan dunia SS bermakna karena hal tersebut menjadikan SS unik dan mengahargai hidup serta pilihannya tersebut karena memberikan dampak yang besar terhadap dirinya seperti adanya semangat hidup yang menggelora setiap mendengarkan lantunan lagu Lady Gaga. Dia menjadi penentu dari tindakan-tindakan yang diambilnya sebagai pecinta penyanyi berambut pirang ini dan bertanggung jawab akan pilihannya tersebut dengan menjadikan pilihannya sebagai penyemangat dan menyadari adanya elemen positif yang dia peroleh. Dengan demikian, SS menjadi unik karena berbeda dengan kami teman-temannya di Asrama UI.
Seperti dasar pemikiran para sosiolog Emile Durkheim, Talcott Parsons, dan Robert Merton tentang masyarakat merupakan kekuatan tersendiri yang menentukan tindak-tanduk individu, SS mampu mempengaruhi teman-teman di asrama yang dekat dengan dia untuk tertarik dengan penyanyi Lady Gaga. Dengan kebiasaan memutar lagu dan video serta menjadikan Lady Gaga sebagai topik pembicaraan adalah salah satu cara SS untuk bersosialisasi di dalam lingkungannya dengan hasil lingkungan menerima dan meniru kebiasaan tersebut, seperti setiap pagi lagu Lady Gaga menjadi lagu favorit untuk diputar serta lagu-lagu tersebut juga menjadi nada dering di telepon selular teman-temannya. Dengan demikian SS mampu bersosialisasi dan mensosialisasikan kepada teman-temannya tentang penyanyi Lady Gaga baik melalui media visual maupun auditory.
Dari uraian di atas, ada poin-poin yang menjadi perbedaan dari setiap sudut pandang dalam Filsafat Manusia. Teosentrisme yaitu Tuhan sebagai pusat, SS menjadikan Lady Gaga sebagai pusat dengan meniru style dan selalu update tentang penyanyi tersebut. Ada rasa bersalah dan menyesal saat tidak mendapatkan informasi Lady Gaga. Dari sudut pandang Biologisme, Lady Gaga menjadi salah satu kebutuhan primer yang mempengaruhi pikiran dan semangat SS dalam beraktifitas. Menurut sudut pandnag antroposentrisme, SS menjadikan diri dia sebangai pusat bagi dirinya dan dunianya yang berdampak juga terhadap sudut pandang sosiologisme, yaitu bagaimana SS mampu bersosialisasi dengan lingkungan yang tidak begitu familiar dengan Lady Gaga namun dia mampu mensosialisasikannya bahkan mempengaruhi lingkungannya sehingga harkatnya sebagai mahkhluk sosialpun terpenuhi.
Dengan contoh gejala tingkahlaku SS tersebut, saya menilai dengan adanya suatu hal yang menjadi prinsip atau tujuan dalam hidup kita, dalam kasus ini Lady Gaga menjadi segala-galanya bagi SS, keempat sudut pandang tersebut mendorong diri untuk mencapai kesejahteraan hidup seperti apa yang kita inginkan. Dengan sudut pandang teorentrisme, biologisme, antroposentrisme, dan sosiologisme yang berjalan secara berbarengan. Teosentrisme menjadikan prinsip atau tujuan yang ingin kita capai layaknya Tuhan, sehingga kita akan merasa berdosa jika mengingkarinya. Biologisme menjadi prinsip atau tujuan yang ingin kita capai menjadi konsumsi penting dalam kehidupan kita yang bisa mempengaruhi pikiran dan semangat. Antroposentrisme menjadikan apa yang kita tuju tersebut menjadi hal apa yang kita senangi karena kesemuaan dari hal tersebut berada di dalam diri kita sendiri. Dan sosiologisme menjadikan prinsip atau tujuan tersebut tidak hanya untuk diri sendiri saja, sebagai makhluk sosial yang butuh orang lain adalah tugas kita untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dan mensosialisasikan kepada lingkungan tersebut akan prinsip atau tujuan yang telah membudayakan diri kita sehingga dapat diterima oleh lingkungan.
p.s: Ini adalah tugas pertama Kelas Filsafat Manusia gua
Leave a Reply